Mentari muncul dari timur
Tuhan terimakasih telah beri aku umur
Sebelum nanti kembali ke dalam liang kubur
Biarkan aku sekarang menghembuskan rasa syukur
Ukur, semua bahagia pajang harta
Alasan kenapa mereka ke jakarta
Kejar harta rela bangun pagi buta
Dengan cepat metropolitan menjadi hutan
Hutang, mengikat serupa dasi
Dan masih, di kasur seru fantasi
Banyak bermimpi, terlambat, potong gaji
Nyenyak pemimpin dialek kosong janji
Semua berputar bagaikan siklus
Asam kehidupan yang setara dengan citrus
Banting tulang jungkir balik ala sirkus
Dan terulang semua saling sikut
Hanyut di lautan manusia
Semua tentang keluarga dan usia
Cari suap nasi demi orang yang terkasih
Dibawah langit biru hari baru berotasi

Mentari bersinar, terus berotasi hingga esok masih
Biarkan tenggelam, sampai jumpa esok hingga terbit pagi
Mentari bersinar, terus berotasi hingga esok masih
Biarkan tenggelam, sampai jumpa esok hingga terbit pagi

Eiyo Dzul
Matahari mulai turun ke Barat
Beberapa orang malas mungkin bilang ini waktunya istirahat
Beberapa masih melesat, di atas aspal
Dia kejar tenggat cicilannya mulai terlambat
Damn, malam mulai makin pekat
Beberapa orang terus teteskan keringat
Ini kota jahat tempat penuh tipu muslihat
Kita tersesat jadi lupa syukuri nikmat
Kita tidak lihat, lupa akan hakikat
Kerasnya kota Jakarta berikan les privat
Harus berlari cepat, tak boleh telat
Harus kuat karena jika lemah kami kan disikat
Penuh dengan zat, Tak bermanfaat
Jika goyang maka tergelincir mudarat
Tetap ingat, tetap hitung berkat
Yakin sang khalik tak diam, Dia maha melihat

Mentari bersinar, terus berotasi hingga esok masih
Biarkan tenggelam, sampai jumpa esok hingga terbit pagi
Mentari bersinar, terus berotasi hingga esok masih
Biarkan tenggelam, sampai jumpa esok hingga terbit pagi
...